Memanasnya Hubungan Indonesia-Malaysia Bukan Sekadar Masalah TKI!
REP | 25 April 2012 | 02:10Dibaca: 2139 Komentar: 3 3 aktual
Memang dalam dinamika hubungan Indonesia dan Malaysia itu terjadi pasang surut ,yang seakan-akan terdapat sesuatu pola-pola tertentu yanag sengaja disettinisasi oleh kelompok yang tidak menghendaki terjalinnya hubungan mesra dengan sesama negara tetangga.
Baik dipihak kelompok-kelompok tertentu di Malaysia maupun Indonesia yang senagaja memanas-manasi, mengompori supaya hubungan kedua negara semakin tegang ,bahkan jika bisa akan menyeretnya kepada konfrontasi sebagaimana dilakukan oleh Sukarno dahulu.
Sekarang ketegangan akan muncul kembali antara Indonesia dan Malaysia,yang dipicu oleh penembakan terhadap tiga orang TKI asal NTB karena melakukan kejahatan. Namun demikian kononnya ketiga jenazah TKI tersebut di duga juga menjadi korban sindikat perdagangan organ-organ tubuh mereka.
Anehnya meskipun hal tersebut belum terbukti kebenarannya,tetapi Indonesia mulai meradang terkesan seoolah-olah memang organ-organ tubuh jenazah asal NTB itu diambil oleh pihak tertentu di negara jiran Malaysia. Sebagai indikasinya,bahwa pada jasad jenazah terdapat beberapa jahitan seperti di bahagian mata , dada dan punggunya.
Bagi masyarakat yang tidak memahami ilmu forensik,maka meskipun alasan yang dikemukan oleh pihak RS Malaysia bahwa jahitan-jahitan tersebut sebagai bekas sayatan saat jenazah diotopsi tentu saja tidak segera bisa dicernanya,karena memang tidak memahaminya.Hal tersebut semakin menegangkan hubungan kedua negara tetangga itu ketika berita sepotong-sepotong itu di ekspos secara luas oleh media massa.
Padahal hal itu sudah diperingatkan oleh SBY,bahwa dalam menaggapi masalah tersebut perlu hati-hati dan mawas diri .Karena berbagai masalah itu perlu dikonfirmasi terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang bisa memahaminya dengan baik dan benar,sehingga tidak akan menimbulkan keresahan -keresahan yang bisa saja ditunggangi oleh pihak tertentu untuk kepentingannya.
Hubungan Indonesia-Malaysia memang relatif cepat tegang dan memanas,karena memang memiliki latar belakang yang panjang merunut kebelakang dalam hiruk pikuknya perjalanan sejarah kedua negara jiran tersebut. Sejak rejim orde lama pimpinan Sukarno pernah berkonfrontasi dengan Malaya,menyusul gagalnya konsep “Maphilindo”(Malaysia,Philipina,Indonesia)sebagai ekses dari pembentukan negara Malaysia oleh Teungku Abdurrahman dukungan Barat.
Begitu nekadnya Sukarno dalam kampanye”Ganyang Malaysia”yang dianggapnya sebagai Nekolim itu sehingga Indonesia dikeluarkannya dari PBB,serta mengirim sukarelawan untuk menggempur Malaysia. Namun gagal,tetapi justeru kegagalan itu berdamaapak terhadap Indonesia sendiri yang terjerembab kedalam krisis ekonomi,politik yang akhirnya memberi peluang besar bagi menguatnya PKI yang kemudian melancarkan G 30 S-nya tahun 1965.
Rejim Sukarni jatuh ,maka muncullah rejim Orde Baru pimpinan Suharto yang segera memperbaiki kembali hubungannya dengan Malaysia dan Barat. Lalu membentuk ASEAN bersama Malaysia, Pilipina, Thailand, dan Singapore .Pada era Orde baru hubungan Indonesia-Malaysia sangat baik,sehingga berbagai masalah dan isu sengketa perbatasannyapun diabaikan semntara.
Karenaya berbagai sengketa perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan,Selat malaka,Ambalat ,Kepulauan Natuna hingga Laut China Selatan banyak diselesaikan secara internal ASEAN.Tetapi kemudian muncul pula kepermukan kembali ketika Malaysia berhasil memiliki Sipadan-Ligitan pasca memenangi pengadilan internasional .Menyadari hal itu ,Indonesia kembali ribut sampai terjadi benturan kembali di blok Ambalat dengan Malaysia.Sekarang sepi kembali,dan ketegangan muncul kembali ketika terjadi isu-isu perbatasan di kalimantan barat,kononnya Malaysia sudah mencaplok wilayah di wilayah itu.
Masalah itu kembali seakan-akan hubungan Indonesia -Malaysia akan berakhir,berbagai kecaman dari kiomisi 1 DPR berdatangan kearah Kuala Lumpur.Berbagai komponen pemuda melancarkan sweeping terhadap warga Malaysia yang ada di Indonesia.Tidak hanya itu,masih terdapat juga sekelompok orang yang melancarkan kampanye “cap jempol darah”yang siap diterjunkan untuk melawan Malaysia.
Kegaduhan tersebut akhirnya lenyap sendiri,lalu muncul kembali masalah TKI yang banyak mendapat siksaan dari majikan di Malaysia.Anehnya setiap tahunnya ratusan ribu TKI ilegal maupun legal terus menerus membanjiri Malaysia melalui kepulauan Riau,dan Kalimantan Timur.Seiring dengan kegaduhan itu pemerintah didesak supaya menghentikan pengiriman TKI kesana,namun dengan berat hati akhirnya SBY memang menghentikannya sementara sebagai juga TKI ke Arab saudi.
Akan tetapi sekarang SBY mengijinkan kembali pengiriman TKI ke Malaysia,karena untuk meringankannya yang tidak mampu mensejahterakan bangsa Indonesia.Kini ketegangan hubungan Indonesia-Malaysia muncul kembali dengan tewasnya tiga TKI asal NTB,yang kononnya bukan hanya karena ditembak tanpa alasan jelas tetapi juga diduga ketiga TKI itu menjadi korban dari sindikat perdagngan organ tubuh manusia.
Sebagian masyarakat Indonesia sudah menganggapnya ,bahwa perlakaukan aparat keamanan Malaysia terhadap TKI itu sangat tidak manusiawi .Apalagi sekiranya memang benar organ-organ tubuh dari jenazah mereka diambil ,maka lebih-lebih rtidak bisa dimaafkan.Namun apakah benar demikian ? tentunya perlu kita tunggu saja hasil pemeriksaan daeri pihak-pihak yang berkompeten untukj itu.
Sekarang ketegangan akan muncul kembali antara Indonesia dan Malaysia,yang dipicu oleh penembakan terhadap tiga orang TKI asal NTB karena melakukan kejahatan. Namun demikian kononnya ketiga jenazah TKI tersebut di duga juga menjadi korban sindikat perdagangan organ-organ tubuh mereka.
Anehnya meskipun hal tersebut belum terbukti kebenarannya,tetapi Indonesia mulai meradang terkesan seoolah-olah memang organ-organ tubuh jenazah asal NTB itu diambil oleh pihak tertentu di negara jiran Malaysia. Sebagai indikasinya,bahwa pada jasad jenazah terdapat beberapa jahitan seperti di bahagian mata , dada dan punggunya.
Bagi masyarakat yang tidak memahami ilmu forensik,maka meskipun alasan yang dikemukan oleh pihak RS Malaysia bahwa jahitan-jahitan tersebut sebagai bekas sayatan saat jenazah diotopsi tentu saja tidak segera bisa dicernanya,karena memang tidak memahaminya.Hal tersebut semakin menegangkan hubungan kedua negara tetangga itu ketika berita sepotong-sepotong itu di ekspos secara luas oleh media massa.
Padahal hal itu sudah diperingatkan oleh SBY,bahwa dalam menaggapi masalah tersebut perlu hati-hati dan mawas diri .Karena berbagai masalah itu perlu dikonfirmasi terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang bisa memahaminya dengan baik dan benar,sehingga tidak akan menimbulkan keresahan -keresahan yang bisa saja ditunggangi oleh pihak tertentu untuk kepentingannya.
Hubungan Indonesia-Malaysia memang relatif cepat tegang dan memanas,karena memang memiliki latar belakang yang panjang merunut kebelakang dalam hiruk pikuknya perjalanan sejarah kedua negara jiran tersebut. Sejak rejim orde lama pimpinan Sukarno pernah berkonfrontasi dengan Malaya,menyusul gagalnya konsep “Maphilindo”(Malaysia,Philipina,Indonesia)sebagai ekses dari pembentukan negara Malaysia oleh Teungku Abdurrahman dukungan Barat.
Begitu nekadnya Sukarno dalam kampanye”Ganyang Malaysia”yang dianggapnya sebagai Nekolim itu sehingga Indonesia dikeluarkannya dari PBB,serta mengirim sukarelawan untuk menggempur Malaysia. Namun gagal,tetapi justeru kegagalan itu berdamaapak terhadap Indonesia sendiri yang terjerembab kedalam krisis ekonomi,politik yang akhirnya memberi peluang besar bagi menguatnya PKI yang kemudian melancarkan G 30 S-nya tahun 1965.
Rejim Sukarni jatuh ,maka muncullah rejim Orde Baru pimpinan Suharto yang segera memperbaiki kembali hubungannya dengan Malaysia dan Barat. Lalu membentuk ASEAN bersama Malaysia, Pilipina, Thailand, dan Singapore .Pada era Orde baru hubungan Indonesia-Malaysia sangat baik,sehingga berbagai masalah dan isu sengketa perbatasannyapun diabaikan semntara.
Karenaya berbagai sengketa perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan,Selat malaka,Ambalat ,Kepulauan Natuna hingga Laut China Selatan banyak diselesaikan secara internal ASEAN.Tetapi kemudian muncul pula kepermukan kembali ketika Malaysia berhasil memiliki Sipadan-Ligitan pasca memenangi pengadilan internasional .Menyadari hal itu ,Indonesia kembali ribut sampai terjadi benturan kembali di blok Ambalat dengan Malaysia.Sekarang sepi kembali,dan ketegangan muncul kembali ketika terjadi isu-isu perbatasan di kalimantan barat,kononnya Malaysia sudah mencaplok wilayah di wilayah itu.
Masalah itu kembali seakan-akan hubungan Indonesia -Malaysia akan berakhir,berbagai kecaman dari kiomisi 1 DPR berdatangan kearah Kuala Lumpur.Berbagai komponen pemuda melancarkan sweeping terhadap warga Malaysia yang ada di Indonesia.Tidak hanya itu,masih terdapat juga sekelompok orang yang melancarkan kampanye “cap jempol darah”yang siap diterjunkan untuk melawan Malaysia.
Kegaduhan tersebut akhirnya lenyap sendiri,lalu muncul kembali masalah TKI yang banyak mendapat siksaan dari majikan di Malaysia.Anehnya setiap tahunnya ratusan ribu TKI ilegal maupun legal terus menerus membanjiri Malaysia melalui kepulauan Riau,dan Kalimantan Timur.Seiring dengan kegaduhan itu pemerintah didesak supaya menghentikan pengiriman TKI kesana,namun dengan berat hati akhirnya SBY memang menghentikannya sementara sebagai juga TKI ke Arab saudi.
Akan tetapi sekarang SBY mengijinkan kembali pengiriman TKI ke Malaysia,karena untuk meringankannya yang tidak mampu mensejahterakan bangsa Indonesia.Kini ketegangan hubungan Indonesia-Malaysia muncul kembali dengan tewasnya tiga TKI asal NTB,yang kononnya bukan hanya karena ditembak tanpa alasan jelas tetapi juga diduga ketiga TKI itu menjadi korban dari sindikat perdagngan organ tubuh manusia.
Sebagian masyarakat Indonesia sudah menganggapnya ,bahwa perlakaukan aparat keamanan Malaysia terhadap TKI itu sangat tidak manusiawi .Apalagi sekiranya memang benar organ-organ tubuh dari jenazah mereka diambil ,maka lebih-lebih rtidak bisa dimaafkan.Namun apakah benar demikian ? tentunya perlu kita tunggu saja hasil pemeriksaan daeri pihak-pihak yang berkompeten untukj itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar