Mungkin banyak orang yang berpendapat kalau saya ini ngaco, sok tau, atau palah, posting saya tentang SBY ini. Soalnya banyak orang yang berpikiran buruk tentang SBY, terutama dalam kinerja kepemimpinannya, namun dari posting ini saya membuktikan kalau itu adalah salah besar. Mari kita simak catatan saya ini yang sebenarnya adalah tugas sekolahku.
Tepat hari Jum’at, 9 september 1949 seorang ibu dengan
susah payahnya melahirkan bayinya di sebuah rumah di desa Tremas, Arjosari,
Pacitan, Jatim. Sembari di temani suaminya Raden Soekotjo, dengan usahamya
akhirnya ia berhasil melahirkan anak semata wayangnya yang bernama Susilo
Bambang Yudhoyono(SBY), yang kelak akan menjadi seorang pemimpin yang berani
dan seorang pemimpin yang mencerminkan sikap pemimpin yang elok bagi negri ini.
BIOGRAFI SBY
Dr.
H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama
yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla
sebagai wakil presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004
dengan mengusung agenda "Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan
Demokratis", mengungguli Presiden Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara
pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik beliau
menjadi Presiden. Pada
pemilu berikutnya SBY
kembali di lantik sebagai Presiden RI untuk periode 2009-2014, bersama Prof.
Dr. Boediono.
Pada
masa pendidikannya Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat
tahun 1973, dan terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih
pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000.
Sembari
menjabat sebagai seorang militer beliau sekolah di Webster
University, Amerika Serikat jurusan Management dan meraih gelar Master in Management tahun 1991.
Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih
Doktor Ekonomi Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor
Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu
hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.
Karena
seorang lulusan militer terbaik beliau sering dikenai tugas pada
misi-misi luar negeri, seperti ketika menjadi Chief Military Observer
United Nations Peace Keeping Operations (CMO UNPKO) dan Komandan
Kontingen Indonesia di Bosnia Herzegovina pada 1995-1996.
Setelah
mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, dengan berat hati beliau mengalami
percepatan masa pensiun maju 5 tahun ketika menjabat Menteri di tahun 2000.
Atas pengabdiannya, beliau menerima 24 tanda kehormatan dan bintang jasa,
diantaranya Satya Lencana PBB UNPKF, Bintang Dharma dan Bintang Maha Putra
Adipurna. Atas jasa-jasanya yang melebihi panggilan tugas, beliau menerima
bintang jasa tertinggi di Indonesia, Bintang Republik Indonesia Adipurna.
SEORANG PEMIMPIN YANG BERWIBAWA
Tepat pada tanggal 26 Desembaer, kala itu presiden sedang
berada di Nabire, Papua untuk memberi bantuan kepada para korban bencana gempa bumi
Papua. Sementara waktu itu pula di Meulaboh, terjadi gempa bumi yang seketika mengagetkan
masyarakat Aceh, setelah gempa secara cepat
air pantai mulai menyusut dan
seketika setelah itu tsunami datang dan langsung meluluhlantakan semua
yang di hantamnya.
Ketika berita tsunami telah sampai
pada presiden, seketika naluri seorang
pemimpin muncul dan beliau langsung mengatur strategi untuk segera memberi
bantuan pada masyarakat aceh, dan waktu itu pula beliau langsung terbang ke
Aceh, dan membuktikan bahwa pemerintah pusat tanggap dan tidak diam dalam
memberi konstribusi bagi rakyat Aceh. Itu adalah
salah satu kisah beliau di saat menjadi presiden yang dapat kita ambil
hikmahnya. Selain itu saya juga memiliki suatu hal menarik yang ada dalam
pribadi beliau.
Dari buku yang berjudul “HARUS BISA”
karya Dr. Dino Patti
Djalal, ada salah satu
hal yang dapat saya ambil dari kewibawaan SBY sebagai pemimpin, yaitu dia tidak
mendewakan kekuasaan. Sampai kini kita masih hidup dalam budaya yang mendewakan
kekuasaan, baik pusat maupun daerah, itu berlaku tidak hanya di Indonesia namun
juga di luar negri.
Ada ucapan Menlu Hasan Wirajuda, salah satu diplomat
Indonesia terbaik, yang saya baca dalam buku ini : “Jangan pernah gadaikan diri
untuk jabatan”. Memang jabatan dan kekuasaan penting untuk aktualisasi diri
namun itu bukanlah segalanya, dan bukan syarat mutlak untuk mengukur sukses.
Pernah
suatu ketika Presiden SBY di calonkan sebagai penerima penghargaan Nobel
Pewrdamaian, karena atas keberhasilannya memanfaatkan kondisi bencana Aceh
untuk dapat menjadi solusi perdamaian antara GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan RI.
Banyak orang yang bertaruh SBY akan mendapatkan penghargaan itu, namun ternyata
tuhan berkehendak lain. Setelah diumumkannya pemenang nobel tanggal 13 oktober
2006 banyak yang sedikit kecewa bahwa bukan presiden SBY-lah pemenangnya namun
Muhammad Yunus, pendiri Gramen Bank yang berjasa membantu kaum miskin terutama
perempuan, melalui kredit mikro.
Namun tidak bagi SBY, menurutnya pencalonan itu ia
anggap sebagai penghormatan pribadi dan untuk Indopnesia. Setelah kabar itu
diberitahu ke SBY tidak ada ekspresi sedih atau kecewa dalam muka SBY, seolah
itu hanya laporan cuaca hari ini akan hujan rintik-rintik, dan SBY malah
menyuruh ajudannya untuk mengundang M. Yunus datang ke istana. SBY juga
bekomentar: “Jangan lupa, kita sudah mendapatkan prize di lapangan itu, dan
prize yang satu ini akan terus mulia dengan atau tanpa penghargaan
Internasional”.
Dari
berbagai sumber yang saya dapatkan di buku-buku dan situs-situs internet
tertentu, saya menemukan banyak sekali hal positiv yang dapat diambil di segala
aspek dari pribadi SBY ketika menjabat pemerintahan maupun sebagai warga negara
biasa, namun itu pasti tidak cukup kalau hanya dengan sedikit coretyan tokoh
idolaku ini
Namun
sayangnya banyak hal positiv SBY yang tidak terekspos media, jadi banyak dari
kita-kita yang belum tau sikap dan perilaku sebenarnya dari pemimpin kita. Banyak orang-orang yang melontarkan hal
negativ kepada SBY tanpa berfikir panjang, itu adalah
contoh orang yang
belum paham bagaimana cara menilai orang dengan baik. Memang setiap orang pasti
ada kekurangannya, namun tidak semuanya negativ, pasti ada positivnya. Dari hal
itulah banyak orang yang hanya mengetahui sisi buruk dari pribadi SBY tanpa
mengetahui seluk beluk yang sebenarnya.
Setiap sesuatu baik dan buruk pasti
ada hikmahnya.
“Sometime not getting what you want is a wonderful
stroke of luck”,( kadang kala tidak mendapat
sesuatu yang kau inginkan itu adalah suatu berkah di kemudian waktu).
Dikala
kita tidak berhasil dalam suatu usaha kita tidak harus meratapi kegagalan itu,
namun ambilah hikmah dari kegagalan itu.
Setiap
sesuatu pasti ada hal positiv dan negativnya, dan setiap rang pasti memiliki
sisi positiv dan negativnya, jika itu menurutmu baik maka ambilah jika itu
buruk maka jauhilah “Sesungguhnya orang yang hebat itu adalah orang yang dapat
membedakan yang hak dan yang batil.
SEKIAN
TERIMA
KASIH TELAH MEMBACA SEDIKIT CATATAN
DARI SAYA
SEMOGA
BERMANFAAT DAN DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA
Penulis : Maghriza Rakha Adyatma
Sebagian di ambil dari : d.iwikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar